Langsung ke konten utama
Gempa berkekuatan 4,9 guncang Aceh besar
Baday News - Gempa berkekuatan magnitudo 4,9 terjadi di Aceh Besar, Aceh. Pusat gempa berada di laut, 146 kilometer Barat Daya Aceh Besar.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, gempa terjadi pada Selasa (5/3/2019) pada pukul 14.27 WIB. Titik gempa berada di koordinat 5,03 lintang utara dan 94,23 bujur timur.
Kedalaman gempa yakni 10 kilometer. Guncangan juga dirasakan di Banda Aceh dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity) I dan II yang artinya dirasakan beberapa orang di dalam ruangan.
Belum ada informasi soal dampak dari gempa tersebut. Termasuk ada atau tidaknya korban jiwa.
(idn/imk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerus SBY ngopi dan makan mie aceh di gurute Aceh Jaya – Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menikmati kopi dan mie Geurutee, Senin. AHY yang turut didampingi Wakil Kogasma T Riefky Harsya menyempatkan singgah di Puncak Geurutee untuk menikmati matahari terbenam di laut Aceh tersebut. “Waktu saya bertugas di meulaboh, Saya pernah berniat untuk kembali ke Aceh dengan suasa yang berbeda dan Alhamdulillah hari ini terwujud,” katanya di sela-sela menyantap mie Geurutee, Aceh Jaya. Ia menjelaskan Puncak Geurutee khususnya dan Aceh umumnya memiliki potensi wisata besar untuk mendatangkan banyak wisatawan dalm dan luar negeri. “Tidak semua daerah memiliki pantai dan pasir putih yang indah dan memiliki pemandangan yang liar biasa seperti Geuuteee,” kata. Sebelumnya Wakil Ketua Komandan tugas Bersama (Kogasma) T Riefky Harsya menyatakan Komandan Kogasma  Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan mengunjungi tiga kabupaten di Pantai Barat Selatan Aceh pada 4-6 Mare
Kecantikan wanita menggunakan lingkaran besi ala suku kayan Kayan adalah sub kelompok Red Karen (orang-orang Karenni), minoritas etnis Tibet Myanmar (Birma). Kayan terdiri dari kelompok-kelompok seperti Kayan Lahwi (juga disebut Padaung), Kayan Ka Khaung (Gekho), Kayan Lahta, Kayan Ka Ngan. Kayan Gebar, Kayan Kakhi dan, kadang-kadang, orang Bwe (Kayaw). Mereka sengaja memanjangkan leher dengan besi melingkar yang sudah didesain khusus. Hal ini merupakan tradisi yang menunjukan kecantikan dengan leher yang panjang. Mereka memanjangkan leher mereka dengan memakai kumparan atau gelang kuningan sejak berusia lima tahun. Kumparan ini tidak akan dilepas, kecuali jika ingin diganti dengan yang lebih panjang. Wanita-wanita suku kayan melakukan tradisi ini bertujuan untuk mempercantik diri. Padaung (Yan Pa Doung) adalah istilah Shan untuk Kayan Lahwi (kelompok di mana perempuan memakai kumparan leher kuningan). Penduduk Kayan di Provinsi Mae Hong Son di Thailand Utara menyebut diri m